Sabtu, 18 Januari 2014

Pertemuan 1 : Aliran - Aliran Seni

Mengenal Jenis Lukisan dan Aliran Seni Rupa

            Jenis Lukisan di dunia ini sudah sangat banyak. lukisan berkembang sesuai dengan imajinasi setiap orang yang juga berkembang. Melukis merupakan salah satu kegiatan seni yang mengandalkan daya talar dan imajinasi seseorang. Jadi,  Semuanya yang lahir dari pemikiran manusia, keluasaan berpikir dan berimajinas atas daya khayal itu bisa dikategorikan sebagai seni. Kategori seni pun kemudian menjadi lebih dari satu. Salah satunya adalah lukisan yang memiliki beberapa aliran. Jenis setiap lukisan seolah mewakili ekpresi dan imajinasi setiap orang yang berbeda. Mengingat hal tersebut memang tidak bisa untuk dipaksakan. Semuanya kembali pada kebebasan seseorang yang merupakan Salah satu sifat yang sepertinya menjadi identitas dari seni itu sendiri. Bagus tidaknya sebuah karya seni juga bergantung pada selera masing-masing, Semuanya serba relative, Tidak ada takaran yang pas.
Berdasarkan medium yang digunakan dalam mengolah sebuah karya, seni rupa dibedakan menjadi dua, yakni karya rupa dwi-matra dan tri-matra. Karya rupa dwi-matra ini menggunakan medium dua dimensi seperti kertas, kanvas, papan, dan sebagainya. Pada jenis seni rupa dua dimensi inilah dikenal berbagai istilah jenis lukisan. Sementara karya rupa tri-matra menggunakan medium tiga dimensi, seperti patung, relief dan sebagainya. Medium yang dipakai mencakup kayu, batu, semen, tanah liat, lilin, fiber, dan sejenisnya. Di Indonesia, perkembangan seni lukis modern dimulai sejak masuknya bangsa Barat ke Nusantara, sekitar abad ke-15. Berbagai jenis lukisan pun sudah mulai masuk di Indonesia sebagai satu bentuk perkembangan dunia lukis di Indonesia. pada masa itu, di Eropa sedang berkembang jenis lukisan aliran romantisme dan ini memberi pengaruh yang sangat dominan terhadap perkembangan seni lukis  di Indonesia. Memasuki masa revolusi fisik di Indonesia, jenis lukisan bertema romantisme dianggap tidak sesuai bahkan dianggap mengkhianati perjuangan bangsa. Tema romantisme itu kemudian tergeser oleh tema kerakyatan dan nasionalisme sehinggga lukisan dengan objek keindahan alam sebagai ciri khas aliran romantisme sudah mulai jarang ditemui. Namun, ternyata Keterbatasan medium dan peralatan lukis sebagai dampak dari iklim politik masa revolusi, banyak perupa yang beralih dari jenis lukisan romatisme ke jenis lukisan beraliran kubisme. Aliran kubisme memiliki ciri khas yaitu dengan penggunaan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya.

Beberapa jenis lukisan & aliran seni  di antaranya adalah sebagai berikut:        .
1. Aliran Romantisme
Karya Theodore Gericould, yang  berjudul “Rakit Medusa” 
Jenis lukisan dengan aliran romantisme menekankan penggambaran kembali pengalaman atau kenangan romantis atas keindahan sebuah objek yang dialami oleh pelukisnya. Lukisan jenis ini banyak mengambil objek keindahan alam. Aliran ini berkembang pesat di Eropa pada abad ke 18 dan dianggap sebagai aliran seni tertua. Aliran ini mengambil tema kelakuan terhormat dan besar, tragedi yg luas atau kejadian yg dinamis. Nilai estetisnya indah, dimana terdapat buaian garis-garis diagonal, pengaturan bidang secara dramatis yg dipandu dengan penerapan bidang yg serba perspektif.
Jenis lukisan ini akan cenderung “bernada” melankolis. Apa yang dituangkan dalam kanvas umumnya menggambarkan perasaan atau hubungan antara manusia. Gambar yang disuguhkan seolah nyata. Di Indonesia, pelukis yang hobi dan terkenal dalam membuat jenis lukisan seperti ini adalah Raden Saleh. Aliran Romantis ini muncul dikarenakan adanya pertentangan dengan aliran Neo-Klasisis yang cenderung statis, membuai, tenang, dan tidak bergerak. Bentuk pemberontakan para seniman pada aliran Neo-Klasisis diwujudkan dengan kreatifitas menjadi suatu aliran Romantis yang memiliki ciri-ciri :
a. Mengandung cerita yang dahsyat dan cenderung emosional.
b. Penuh gerak secara dinamis.
c. Batasan-batasan warna bersifat kontras dan meriah.
d. Pengaturan komposisi hidup.
e. Mengandung kegetiran, dan menyentuh perasaan.
f. Kedahsyatan melebihi kenyataan.



2.  Aliran Realisme
            Jenis lukisan dengan aliran realisme lahir di Prancis sebagai reaksi budaya terhadap paham Romantisme yang berisi obyek dengan cerita yang dilebih-lebihkan. Realisme menekankan pada realitas sehari-hari, melukis dan meniru keadaan alam secara akurat dan jujur, tidak ditutup-tutupi.
Karya Custavo Coubert, beraliran Realis
Realisme menampilkan subjek secara apa adanya, tanpa embel-embel, bahkan tanpa interpretasi. Aliran realisme berkembang pesat di Prancis, Inggris, dan Amerika, pada awal abad ke-19. Jenis lukisan ini memanggungkan nama-nama tersohor Gustave Courbet, Jean François Millet, Karl Briullov, dan di dasarkan pada konsep bahwa lukisan pada dasarnya seni yang konkrit, ada dan terjadi dalam masyarakat. . Dalam aliran Realis obyek kejadiannya tidak hanya di lingkungan istana saja. Dikarenakan hal tersebut, aliran Realis sering menampilkan figur-figur rakyat biasa dalam karya lukisannya.

3. Aliran Surrealisme
            Jika aliran romantisme menekankan pada kenangan romantis yang riil, sementara realisme menekankan pada penggambaran yang riil, akurat, dan jujur, aliran surrealisme justru sebaliknya. Aliran ini berusaha menampilkan pengalaman-pengalaman yang bersifat batiniah seperti mimpi, ilusi, khayali, dan sebagainya. 

Ciri khas aliran surrealisme adalah objek lukisan yang berupa bentuk-bentuk nonreal, misalnya makhluk-makhluk yang ditemui di alam mimpi. Gambar-gambar yang tidak mungkin terlihat dalam dunia nyata dituangkan dalam kanvas ketika seseorang mencoba untuk membuat jenis lukisan surrealisme. Salah satu tokoh aliran surrealisme yang terkenal adalah Salvador Dali.
Aliran surrealisme banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud mengenai ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis dan penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi. Tokoh surealis yaitu Salvador Dali Maxt Ernest Jona Mirod

4. Aliran Kubisme
            Pada awal abad ke-20, Pablo Picasso dan Braque mengembangkan seni lukis yang berbasis kesederhanaan bentuk untuk menghasilkan sensasi tertentu. Jenis lukisan beraliran kubisme pun diciptakan oleh para pelukis itu. Mereka melakukan abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri. Garis objek dibentuk dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak.
Istilah kubisme merujuk pada jenis lukisan Braque di Salon des Independants yang mengeksplorasi kubus-kubus kecil hingga membentuk citraan objek yang unik sehingga dijuluki bizzarries cubiques (kubus ajaib). Jenis lukisan dengan aliran kubisme memiliki ciri ketiadaan pola perspektif dan meninggalkan sudut pandang. Terkadang, dalam sebuah lukisan kubisme terdapat potongan kata dan kalimat. Dilihat dari segi seni, jenis lukisan ini terlihat unik dan menarik. Pelukis aliran ini antara lain Paul Cezane, Pablo Picasso, George Braque, Metzinger, dan lain-lain.

Istilah “Kubis” itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon. des Independants, berkomenmtar bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut.

5. Aliran Ekspresionis
  Pada tahun 1900-an para pelukis mulai tidak puas dengan karya-karya yang hanya menonjolkan bentuk obyek saja. Para seniman pada masa ini mulai menggali dan memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman batin. Dengan pengalaman-pengalaman batin tersebut, mereka bisa memindahkan obyek ke atas kanvas dengan ekspresi jiwa. Ekspresi emosional seorang pelukis yang tergambar dalam bentuk distorsi terhadap realitas menghasilkan aliran baru bernama ekspresionisme. Dalam aliran jenis lukisan ini, ada kecenderungan distorsi bentuk dan warna objek untuk menampilkan emosional atau sensasi atas suatu tragedi. Aliran ini dikenal dengan pelukis-pelukisnya, seperti Matthias Grünewald, El Greco, dan Affandi. 
Karya Vincent Van Gogh, yang berjudul “Sun Flower”

            Dalam hal ini aliran Ekspresionis adalah suatu teknik melukis dengan cara melihat, mengamati dan meresapi suatu obyek yang kemudian diolah di dalam jiwa dan dituangkan di atas kanvas menjadi suatu karya yang indah sesuai dengan pengungkapan batin si seniman. Dengan demikian, si seniman tidak hanya melukis berdasar pengamatan visual saja, namun juga obyek yang tertangkap oleh pengamatan jiwa dan perasaan.  Vincent Van Gogh adalah pelukis yang tidak puas dengan aliran Post-Impresionis yang telah digelutinya beberapa tahun. Di akhir abad 19, ia menggembara ke Perancis Selatan dan banyak melukis potret serta pemandangan alam dengan warna-warna yang kuat.  Langkah Vincent Van Gogh inilah yang menjadi tonggak kemunculan aliran Ekspresionis. Tokoh-tokoh aliran Ekspresionis adalah : Vincent Van Gogh, Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde, Karl Schmidt, Mondesohn, Leo Gestel, Henry Jonas, Charley Toorop, Eduar Mach, James Ensar, Ferdinant Holder, Sluyters. Pelukis Indonesia yang termasyhur dalam aliran ini adalah Affandie dan S. Sudjojono.

6.  Aliran Naturalisme
            Jenis lukisan aliran naturalisme menekankan pada detail objek. Seorang perupa naturalisme dituntut memiliki keterampilan tangan untuk melukiskan objek secara alami, persis seperti foto berwarna. Kemiripan itu mencakup susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan, serta gelap-terangnya sebuah objek. Naturalisme dianggap sebagai kelanjutan dari aliran realisme.


Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya. Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati Realisme. Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
7. Aliran Post-Impresionis
Karya Vincent Van Gogh, yang berjudul “Starry Night”

Assalamualaikum ,,,,,
makasih dah buka bloG gw… 
Yah walaupun isi nya baru dikit..
Nama gw Muntiani… biasa di panggil MUN aja
Kalau bisa jangan manggil yang aneh” deh takut ntar gw gak noleh,,
gw dulu sekolah di SMK Nurul Ma’arif jurusan Multimedia .. 
tau ngak di mana??
SMK itu bernaung di sebuah yayasan islam.
Gw asli keturunan Jawa, tapi gw lahir di sintang, Kalimantan barat
sekarang kuliah di SURYA UNIVERSITY di tange