Sehelai
Daun
Sungguh,
Pohon menjulang tinggi itu
mungkin
tak pernah melirik dan
mungkin tak sempat menyapa
tak pernah melirik dan
mungkin tak sempat menyapa
Terpanggang
terik surya, terbakar mentari sore
terpaan
angin dan hujan kerap datang
sinar
matahari mulai menembus setiap celahnya
Namun,
Ia
tak pernah membenci surya ataupun angin
yang
membuatnya terenggut dari tangkai pohon
melepaskan
pohon indahnya
Sehelai
daun kering bergoyang berputar jatuh terserak
Menutupi
luka tanah yang kering merekah
Berguguran dibelai angin senja
bersusulan
Beradu dengan bumi
Beradu dengan bumi
Meski
kini hanya sampah belaka
Tapi
daun masih punya rasa
Rasa
ingin dicinta, disayang
Dan
dimanja
Dalam
Rajut Sang Kuasa
Dalam
rajut Sang Kuasa, ku termenung
ah,
apa ini adil
apa
ini nikmat? Atau kasih?
Kau
selalu bertanya-tanya dan menanyakan keadilan
Apa
kau tau arti adil? Dan sudahkah adilmu pada TuhanMu?
Bangkitlah
hatiku,
Bangkit
dan berjalanlah seiring sang fajar
Kerana
malam telah berlalu
Tenanglah
dan Dengarlah Kidung Sang Kuasa Menggema,
menjamah
dan merangkul kalbu
Teriak
Riang Karena Punggung Terpanggang
Terang riang suara siang
Mengumbar ranah diantara malang
Hinggar kobar bakar pematang
Binggar liar lantakkan senang
Mengumbar ranah diantara malang
Hinggar kobar bakar pematang
Binggar liar lantakkan senang
Sekujur berliur
Keringat pedas mengguyur
Diantara rasa diantara raga
Tak elak penat buyarkan asa
Keringat pedas mengguyur
Diantara rasa diantara raga
Tak elak penat buyarkan asa
Pahit memang
Tapi apalah ini hanya ngiang
Diantara fana tak memberi ceria
Diantara sementara singgah dunia
Tapi apalah ini hanya ngiang
Diantara fana tak memberi ceria
Diantara sementara singgah dunia
ESA...
Sembahku padaMU karna ku hampa
Tak berisi meski nyali membaji
Tak berdaya meski mata runcing mencaci
Sembahku padaMU karna ku hampa
Tak berisi meski nyali membaji
Tak berdaya meski mata runcing mencaci
Ini hanya lantunanku
Diantara anugerah terik di punggungku
Diantara pedih guyur keringat pedasku
Diantara penat goyahkan tekatku
Diantara anugerah terik di punggungku
Diantara pedih guyur keringat pedasku
Diantara penat goyahkan tekatku