Selasa, 28 Februari 2017

Keputusan atau Perencanaan yang Lebih Dulu?


Dalam sebuah manajemen, termasuk manajemen media massa pasti ada sebuah perencanaan. Ada dua hal yang sangat penting dalam manajemen, yaitu merencanakan dan memutuskan. Dua hal ini bagaikan sebuah mata uang yang terdiri dari dua sisi namun tidak bisa dipisahkan dan saling berhubungan. Terkadang dua hal ini pun berjalan beriringan, tidak tahu hal mana yang harus lebih dulu berjalan.

Tetapi sebenarnya, keputusanlah yang lebih dahulu berlangsung. Kita bisa merencanakan sebuah hal jika kita sudah memutuskan sesuatu. Dan dalam perencanaan, kita akan menetapkan sebuah tujuan. Selain itu, di perencanaan selalu ada masalah-masalah yang berkaitan dengan waktu, tempat, anggaran atau biaya dan impelemntasinya sepeti apa.

Sebuah tujuan sudah ditetapkan ketika dalam proses perencanaan, setelah itu maka munculllah goal atau target yaitu tujuan yang diberi tolak ukur atau kriteria. Untuk mencapai target ini kita peru strategi yang didalamnya ada rencana-rencana mulai dari merencanakan kapan waktunya, tempatnya, anggaran, dan lain-lain. Ada yang disebut rencana biasa dan juga rencana strategis. Rencana strategis lebih memiliki resiko yang tinggi karena jika rencana strategis ini diubah maka akan memakan biaya yang lebih besar. Contohnya saja rencana strategis yang dibuat pemerintah untuk mengurangi kemacetan seperti pembuatan MRT di Jakarta yang sudah dimulai. Jika pemerintah ngin mengubah rencana pembuatan MRT sementara tiang-tiang betonnya sudah mulai dibuat maka biaya untuk mengubahnya akan lebih besar.

Untuk mencapai target kita harus memulai melakukan pengoleksian data, analisis dan menjadi data yang dapat kita gunakan sebagai alternatif  dalam mencapai target. Setelah ada beberapa alternative kita dapatkan, maka harus dipilih yang terbaik dan memungkinkan bisa digunakan dan di implementasikan. Tidak berhenti sampai disitu, kita juga harus melakukan evaluasi-evaluasi dalam setiap tahap agar kita dapat menemukan masalah-masalah yang menghambat pencapaian target, dari masalah-masalah inilah kita menemukan alternative-alternatif baru lagi untuk mencapai target uatama kita. Proses ini saling berkaitan dan membentuk sebuah roda yang disebut dengan roda pengambilan keputusan.

Koleksi data, analisis, & menemukan data
 
            Selain itu, hal yang juga diperhatikan dalam pengambilan keputusan adalah sumber daya yang kita alokasikan, keterbatasan, resiko dan ketidakpastian. Resiko dan ketidakpastian adalah hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan jika resiko dan ketidakpastian rendah maka pengambilan keputusan akan lebih mudah, dan sebaliknya.


Minggu, 24 April 2016

Apa yang Dipelajari Dalam Manajemen Konflik & Krisis?

Mungkin bagi sebagian orang belum paham dengan salah satu mata kuliah ini, tetapi tidak untuk beberapa teman di beberapa jurusan. Salah satunnya teman-teman di jurusan Ilmu Komunikasi. Dalam mata kuliah satu ini mempelajari:
  •  Kondisi kritis yang tidak terduga-duga sehingga perlu persiapan-persiapan untuk menghadapi atau menanggulanginya,
  •  Saat sebuah perusahaan, lembaga, ataupun individu melalui situasi seperti ini maka hal yang akan terjadi hanya ada dua yaitu perusahaan, lembaga, individu tersebut hancur atau berubah jadi kondisinya tidak akan seperti semula.

Krisis adalah sesuat yang sangat hebat dan dahsyat, jika terjadi pada sebuah lembaga atau perusahaan maka pilihannya hanya dua yaitu hancur atau berubah. Jika kita menganalisis, mana yang terlebih dahulu terjadi? Konflik atau krisis? Maka dua hal ini dapat muncul dan timbul secara bersamaan, tetapi jika tidak bersamaan umumnya konfliklah yang lebih dahulu muncul.
Secara garis besar, krisis dibagi menjadi dua jenis yaitu
  •  Krisis internal. Krisis ini biasanya disebabkan karena elemen atau unsur yang ada di dalam organisasi atau lembaga itu sendiri. Contoh: krisis yang diakibatkan kemogokan karyawan, kekurangan financial. Krisis yang terjadi pada internal organisasi / lembaga ini pasti ada indikasinya. Contoh: karyawan mogul dikarenakan ingin minta kenaikan gaji.
  • Krisis eksternal. Krisis ini terjadi dari sesuatu yang tidak bisa dikuasai oleh organisasi/lemabag tersebut dan biasanya krisis eksternal ini lebih sulit dikelola dibandingkan krisis internal. Contoh: adanya kenaikan harga di pasar, Indonesia terkenal sebagai sarang terorisme sehingga banyak negara yang takut dan akhirnya ekspor ikan ke luar negeri tidak di terima di negara-negara lain.




Sabtu, 23 April 2016

Perilaku Konsumen "Jenis-jenis Keterlibatan"

1.      Jenis-Jenis Keterlibatan
Kecintaan seseorang akan sesuatu menunjukkan sebuah keterlibatan yang dapat membentuk perilaku. Contoh seorang programmer software memiliki misi mengunjungi Starbuck di dunia selama musim dingin. Ia sudah berhasil mengunjungi 10.00 outlet starbuck di berbagai negara, hingga saat ia mau mengunjungi starbuck di british Columbia ia rela menghabiskan uang $1,400 untuk segera sampai disana karena outlet itu akan segera tutup. Kebutuhan berpengaruh kuat dalam menentukan tingkat keterlibatan seseorang. Keterlibatan menjadi faktor penting yang membentuk perilaku konsumen dan menentukan keputusan dalam membeli. Konsumen dengan keterlibatan tinggi biasanya lebih paham terhadap produk sehingga mereka lebih berpengaruh terhadap iklan. Contoh iklan Nike atau Adidas yang menginspirasi kita untuk berolahraga lebih keras menjadi alasan kita untuk membeli. Berikut ini beberapa jenis keterlibatan:
v  Keterlibatan Produk
Keterlibatan produk mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya sebuah produk. Kuisioner-kuisioner yang diajukan oleh sales promotion ke konsumen adalah salah satu cara melihat tinggi rendahnya keterlibatan konsumen terhadap suatu produk. Jika keterlibatan terhadap suatu produk tinggi maka konsumen akan berpengaruh seperti muncul emosi yang kuat sehingga kemungkinan membeli produk juga semakin tinggi. Mengetahui dan mengukur keterlibatan konsumen terhadap sebuah produk sangatlah penting untuk diaplikasikan ke pemasaran.
v  Keterlibatan pesan-respon
Setiap platform media memiliki kualitas yang berbeda dalam mempengaruhi khalayak untuk memperhatikan apa yang mereka iklankan. Media televise memiliki keterlibatan rendah karena khalayaknya pasif, sebaliknya media cetak malah menjadi media dengan keterlibatan tinggi karena khalayak dapat memproses informasi, berhenti sejenak dan merenungkan apa yang menarik untuk dibaca. Seorang pemasar dapat meningkatkan motivasi atau keterlibatan seseorang melalui teknik-teknik sepreti menggunakan stimuli baru seperti sinematografi yang tidak biasa, gunakan stimuli yang menonjol, seperti musik yang keras, gunakan selebriti endorse karena pengaruhnya kuat, berikan nilai yang mengapresiasi konsumen, dan biarkan konsumen membuat pesannya sendiri dimana konsumen menggenaralisasikan pesannya pada produk-produk favorit mereka.
v  Keterlibatan situasi pembelian
Keterlibatan ini mengacu pada perbedaan motivasi selama proses berinteraksi dengan sebuah toko atau website. Salah satu cara meningkatkan keterlibatan ini dengan mewujudkan pesan saat konsumen akan membeli. Misalnya, merekomendasikan produk kepada pembeli sesuai dengan apa yang konsumen ambil atau amati di rak-rak toko. Keterlibatan ini berkaitan dengan kepentingan dan komitmen terhadap produk dalam bentuk loyalitas terhadap merek yang dipilih. Contoh: Di toko Jerman, Procter & Gamble menempatkan RFID tag pada produknya; ketika pembelanja mengangkat sebuah paket dari rak, maka RFID ini akan mengubah pesan pada layar digital di depan konsumen.Jika Anda menarik sampo untuk rambut tebal, layar merekomendasikan kondisioner terbaik. Jadi, keterlibatan situasional ini terjadi dalam waktu sementara dengan situasi yang spesifik.

2.      Values atau Nilai  
Nilai adalah keyakinan seseorang yang menyatakan bahwa kondisi yang lebih baik adalah yang tidak berlawanan. Contoh dalam dunia marketing adalah ketika seseorang yakin jika menggunakan produk dan layanan itu akan membuat mereka terlihat lebih muda. Konsumen mengkonsumsi dan membeli sebuah produk karena mereka yakin produk tersebut akan membantu mereka mencapai kebutuhan yang diinginkan. 2 orang yang vegetarian pasti memiliki keyakinan yang berbeda, bisa karena dia aktivis hewani atau karena peduli dengan kesehatannya.
Core Values / Nilai Inti     
Dalam menyajikan konten atau memperkenalkan sebuah produk, marketer harus sensitif terhadap nilai-nilai budaya karena norma tentang kesopanan, dan adat di berbagai daerah bahkan negara berbeda-beda. Agen-agen yang mensosialisasikan budaya adalah orangtua, teman, guru, dan juga media, kita mempelajari budaya-budaya ketika melihat nilai yang ada dalam sebuah iklan. Misal: strategi penjualan antara AS dan China berbeda secara signifikan. Iklan di AS cenderung menyajikan fakta-fakta tentang produk berorientasi kepemuda dan seks, sedangkan pengiklan Cina cenderung lebih fokus pada daya tarik emosional dan selalu menyentuh.

3.      Menghubungkan Nilai dengan Perilaku Konsumen  
Nilai tidak banyak membantu dalam memahami perilaku konsumen. Salah satu alasannya adalah bahwa konsep nilai sangatlah luas. Para peneliti mengidentifikasi empat nilai dominan yang mendorong pemilihan merek atau produk yaitu kebebasan, rasa memiliki, keunggulan, dan koneksi. Dalam beberapa hal nilai mendorong banyak perilaku konsumen, maka hampir semua riset konsumen pada akhirnya mengidentifikasi dan mengukur nilai-nilai. Berikut beberapa upaya khusus para peneliti dalam mengukur nilai-nilai budaya dan menerapkan pengetahuan ini dalam strategi pemasaran:
·         Dimensi budaya Hofstede. Instrumen yang dikembangkan Geert Hofstede (peneliti Belanda) ini memiliki 5 dimensi dalam membandingkan dan membedakan nilai-nilai:
1.      Power distance/kekuatan jarak
2.      Individualism: ke mana individu diintegrasikan ke dalam kelompok-kelompok
3.      Maskulinitas: distribusi peran antara jenis kelamin
4.      Penghindaran ketidakpastian: toleransi masyarakat untuk ketidakpastian dan ambiguitas
5.      Orientasi jangka panjang seperti hemat dan ketekunan, sedangkan nilai yang terkait orientasi jangka pendek adalah menghormati tradisi, memenuhi kewajiban social.
·         Survei nilai Rokeach
Nilai Survei Rokeach (seorang Psikologi) mencakup seperangkat nilai-nilai instrumental, atau tindakan yang perlu kita ambil untuk mencapai batasan nilai-nilai. Para peneliti pemasaran belum banyak menggunakan survei nilai ini karena masyarakat berkembang menjadi set yang lebih kecil, masing-masing mengatur sendiri nilai-nilai inti. Misalnya, di Amerika Serikat, sejumlah besar orang yang beriman kuat dan percaya dengan praktik kesehatan alami dan pengobatan alternatif. Rokeach membedakan nilai menjadi dua yaitu Nilai Instrumental dan terminal values (batasan nilai-nilai).
·         The List of Values
Instrumen ini mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan nilai-nilai anggota endorse dan hubungan nilai yang lain dalam membedakan perilaku konsumsi seperti rasa memiliki, kegembiraan, hubungan yang hangat dengan orang lain, dan keamanan. Misalnya, orang-orang yang mendukung rasa memiliki adalah orang yang lebih tua dan lebih mungkin untuk membaca Readers Digest dan TV Guide sedangkan mereka yang mendukung nilai kegembiraan adalah para pemuda lebih muda dan lebih memilih majalah Rolling Stone
·         The Means–End Chain Model

Model ini adalah sebuah pendekatan yang menggabungkan nilai-nilai, model ini berasumsi bahwa orang-orang menghubungkan atribut produk yang sangat spesifik dengan batasan nilai-nilai (terminal values): sebuah perusahaan memilih beberapa alternatif agar produk yang ia ciptakan sesuai dan dapat diterima oleh sebuah negara yang jadi sasarannya.

Minggu, 04 Oktober 2015

Struktur Organisasi Media Cetak




Struktur organisasi ini berbentuk hirarki. jumlah anggota dalam 1 pimpinan disebut Span of Control. Span of Control juga bisa disebut sebagai batas jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara effektif oleh seorang manager.


Semakin banyak kepemimpinan, maka Span of Control-nya akan semakin lemah, namun semakin hirarki sebuah organisasi maka organisasi tersebut lebih demokrasi.
Metode-Metode Dalam Pengambilan Keputusan
Decision Tree
Decision tree adalah salah satu metode yang digunakan untuk megambil keputusan dengan menggunakan struktur pohon atau struktur kirarki. Metode ini cukup polpuler karena mudah di interpretasikan oleh manusia.

Dengan metode ini, akan ada eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, serta daerah-daerha yang pengambilan keputusannya rumit atau komples dapat di pecah menjadi lebih simple.

Contoh: pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan SDM-Nya. Perusahaan tersebut akan memilih meningkatkan SDM dari SDM dalam (yang sudah ada di perusahaan) atau peningkatan dari luar perusahaan. Untuk menentukan dan mengambil keputusan ini, perusahaan pasti akan memperhitungkan beberapa aspek seperti cost, profit, dll.

Dalam Tree Decision ini, proses pengambilan keputusan, hal yang harus diperhatikan diantaranya:
a.       Sumber daya yang di alokasikan. Hal ini berkaitan dengan waktu, karena waktu tidak akan bisa di ulang sehingga sumber daya yang dialokasikan harus sesuai.
b.      Keterbatasan
c.       Resiko dan ketidakpastian, dua hal ini saling berhubungan. Jika ketidakpastian dan resiko rendah maka peluang akan lebih ada dan dalam mengambil keputusan akan lebih musah.



Proses Pengambilan Keputusan dengan Mempertimbangkan Cost & Benefit
Metode ini digunakan dengan memperhitungkan besaran keuntungan dan kerugian yang akan dihasilkan dalam memutuskan sebuah hal. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program.


Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan dengan manfaat ekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Analisis ini digunakan untuk menilai beberapa alternatif sumberdaya maupun program yang memiliki manfaat lebih besar atau lebih baik dari alternative lainnya.

Minggu, 13 September 2015

Make a Decision (manajemen media massa)


Dalam sebuah manajemen, termasuk manajemen media massa pasti ada sebuah perencanaan. Ada dua hal yang sangat penting dalam manajemen, yaitu merencanakan dan memutuskan. Dua hal ini bagaikan sebuah mata uang yang terdiri dari dua sisi namun tidak bisa dipisahkan dan saling berhubungan. Terkadang dua hal ini pun berjalan beriringan, tidak tahu hal mana yang harus lebih dulu berjalan.

Tetapi sebenarnya, keputusanlah yang lebih dahulu berlangsung. Kita bisa merencanakan sebuah hal jika kita sudah memutuskan sesuatu. Dan dalam perencanaan, kita akan menetapkan sebuah tujuan. Selain itu, di perencanaan selalu ada masalah-masalah yang berkaitan dengan waktu, tempat, anggaran atau biaya dan impelemntasinya sepeti apa.

Sebuah tujuan sudah ditetapkan ketika dalam proses perencanaan, setelah itu maka munculllah goal atau target yaitu tujuan yang diberi tolak ukur atau kriteria. Untuk mencapai target ini kita peru strategi yang didalamnya ada rencana-rencana mulai dari merencanakan kapan waktunya, tempatnya, anggaran, dan lain-lain. Ada yang disebut rencana biasa dan juga rencana strategis. Rencana strategis lebih memiliki resiko yang tinggi karena jika rencana strategis ini diubah maka akan memakan biaya yang lebih besar. Contohnya saja rencana strategis yang dibuat pemerintah untuk mengurangi kemacetan seperti pembuatan MRT di Jakarta yang sudah dimulai. Jika pemerintah ngin mengubah rencana pembuatan MRT sementara tiang-tiang betonnya sudah mulai dibuat maka biaya untuk mengubahnya akan lebih besar.


Untuk mencapai target kita harus memulai melakukan pengoleksian data, analisis dan menjadi data yang dapat kita gunakan sebagai alternatif  dalam mencapai target. Setelah ada beberapa alternative kita dapatkan, maka harus dipilih yang terbaik dan memungkinkan bisa digunakan dan di implementasikan. Tidak berhenti sampai disitu, kita juga harus melakukan evaluasi-evaluasi dalam setiap tahap agar kita dapat menemukan masalah-masalah yang menghambat pencapaian target, dari masalah-masalah inilah kita menemukan alternative-alternatif baru lagi untuk mencapai target uatama kita. Proses ini saling berkaitan dan membentuk sebuah roda yang disebut dengan roda pengambilan keputusan.

Selain itu, hal yang juga diperhatikan dalam pengambilan keputusan adalah sumber daya yang kita alokasikan, keterbatasan, resiko dan ketidakpastian. Resiko dan ketidakpastian adalah hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan jika resiko dan ketidakpastian rendah maka pengambilan keputusan akan lebih mudah, dan sebaliknya.